Name:
Location: Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Monday, July 13, 2009

Segitiga Bermuda

Bagi Anda yang gemar kisah misteri, pasti mengenal Segitiga Bermuda. Wilayah laut di selatan Amerika Serikat dengan titik sudut Miami (di Florida), Puerto Rico (Jamaica), dan Bermuda ini, telah berabad-abad menyimpan kisah yang tak terpecahkan. Misteri demi misteri bahkan telah dicatat oleh pengelana samudera macam Christopher Columbus.

Sekitar 1492, ketika dirinya akan mengakhiri perjalanan jauhnya menuju dunia barunya, Amerika, Columbus sempat menyaksikan fenomena aneh di wilayah ini. Di tengah suasana laut yang terasa aneh, jarum kompas di kapalnya beberapa kali berubah-ubah. Padahal cuaca saat itu begitu baik.

Lebih dari itu, tak jauh dari kapal, pada suatu malam tiba-tiba para awaknya dikejutkan dengan munculnya bola-bola api yang terjun begitu saja ke dalam laut. Mereka juga menyaksikan lintasan cahaya dari arah ufuk yang kemudian menghilang begitu saja.

Begitulah Segitiga Bermuda. Di wilayah ini, indera keenam memang seperti dihantui 'suasana' yang tak biasa. Namun begitu rombongan Columbus masih terbilang beruntung, karena hanya disuguhi 'pertunjukkan'. Lain dengan pelintas-pelintas yang lain. Menurut catatan kebaharian, peristiwa terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini adalah lenyapnya sebuah kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880. Tanpa jejak secuilpun, kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib di sana.Selain Atalanta, Segitiga Bermuda juga telah menelan ratusan kapal lainnya.

Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.

Anehnya, misteri Avenger tak berujung di situ saja. Ketika sebuah pesawat SAR jenis Martin PBM-3 Mariner dikirim mencarinya, pesawat amfibi gembrot dengan tigabelas awak ini pun ikut-ikutan lenyap. Hilang bak ditelan udara. Keesokan harinya ketika wilayah-wilayah laut yang diduga menjadi tempat kecelakaan keenam pesawat disapu enam pesawat penyelamat pantai dengan 27 awak, tak satu pun serpihan pesawat ditemukan. Ajaib.

Tahun demi tahun berlalu. Sekitar 1990, tanpa dinyana seorang peneliti berhasil menemukan onggokan kerangka pesawat di lepas pantai Fort Launderdale, Florida. Betapa terkejutnya orang-orang yang menyaksikan. Karena, ketika dicocok kan, onggokan metal itu ternyata bagian dari kelima TBF Avenger.

Hilangnya C-119
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.
Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.

"Dalam kontak radio terakhir tak ada indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya," begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. "Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah," tambahnya.

Seketika itu pula tim SAR terbang menyapu wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga menjadi tempat kandasnya C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti hilangnya pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan pesawat atau tubuh manusia ditemukan.

"Benar-benar aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak," demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Seseorang dari Tim SAR mengatakan, kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan Grand Turk. Bisa karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau memang pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi, tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula jika pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan ditching (pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu dalam keadaan baik. Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu meter, dan angin hanya 15 knot.

Analisis selanjutnya memang mengembang kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan apa-apa. Kasus C-119 Flying Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya pada tahun 1973 terbit artikel dari International UFO Bureau yang mengingatkan kembali sejumlah orang pada kasus ajaib tersebut.

Dalam artikel ini dimuat kesaksian astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H. White II, yang justru membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar raibnya C-119, dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar Karibia. Gemini kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut catatan NASA, pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan eksperimen jalan-jalan ke luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang dirahasiakan.

Menurut Divitt, dia melihat sebuah pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan mekanik kedapatan sedang meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed White pun menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu, C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian ini. Tak mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang dilihat kedua astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini IV. Boleh jadi 'kan yang mereka salah lihat ? Maklum saat itu (hingga kini pun), banyak pihak masih menilai sektis terhadap kehadiran UFO.

Ketika itu kepada kedua astronot disodori gambar Pegasus 2, satelit raksasa yang memang memiliki antene mirip lengan sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah satelit yang ada di sekitar itu. Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka menyanggah jika telah salah lihat.

"Sekali lagi saya tegaskan, dengan menyebut UFO 'kan tak berarti saya menunjuk pesawat ruang angkasa dari planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika saya melihat pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak jika saya menyebutnya sebagai UFO?" sergah Divitt.

Begitulah kasus C-119 Flying Boxcar yang tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara kapal atau pesawat yang raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang senantiasa sama. Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis, kontak radio berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu saja. Tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya.

LAHIRNYA SEGITIGA BERMUDA
Pada tanggal 5 desember 1945, sekitar pukul 2 siang, sekelompok penerbangan yang terdiri dari lima buah pesawat-pesawat tempur angkatan udara Amerika Serikat berangkat dari Fort Lauderdale untuk latihan terbang dalam keadaan cuaca yang mendukung. Tak lama kemudian, para penerbang memberitahukan melalui radio bahwa peralatan terbangnya tak berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan kompasnya pun tidak berfungsi sama sekali. Kemudian, 2 jam setelah lepas landas semua hubungan dengan kelompok pesawat tempur tersebut telah terputus tanpa jejak.

Anggota lainnya tidak tinggal diam, sebuah pesawat tempur lain (bernama: Martin) segera dikirim untuk mencari pesawat-pesawat tempur yang hilang secara tiba-tiba itu. Tetapi sekitar 20 menit berlalu, hubungan dengan pesawat Martin juga terputus. Tak ada sedikitpun bekas dari pesawat-pesawat itu pernah ditemukan hingga saat ini. Keseluruhannya 6 pesawat tempur dan 27 orang lenyap tak diketahui rimbanya.

Musibah ini telah melahirkan rangkaian kata (frasa) baru dalam bahasa Inggris, yaitu “The Bermuda Triangle”, yang artinya Segitiga Bermuda. Itulah daerah lautan Atlantik yang untuk waktu lama secara diam-diam ditakuti oleh para awak pesawat terbang dan pelaut yang akhirnya telah terbukti keanehan yang terjadi di dalamnya.

PERISTIWA AJAIB LAINNYA
Hilangnya pesawat tempur itu sama sekali bukan merupakan kejadian ajaib yang pertama di daerah itu. Karena selama bertahun-tahun telah dilaporkan tentang terjadinya masalah-masalah navigasi dan bekerjanya daya magnetis yang sangat mencengangkan ilmu pengetahuan. Disamping itu musnahnya 6 pesawat tempur itu bukan pula musibah terbesar yang telah terjadi dalam daerah segitiga itu. Musibah yang terbesar adalah yang menimpa kapal persediaan angkatan laut Amerika Serikat, bernama Cyclops. Kapal itu sedang berlayar dari Barbados menuju Norfolk, Virginia pada awal bulan Maret tahun 1918, ketika ia lenyap dari permukaan laut beserta para awak kapalnya yang berjumlah sekitar 309 orang; tanpa sempat menyampaikan isyarat permintaan bantuan dan hal yang sama ialah kejadian ini tidak meninggalkan sedikitpun bekas tentang terjadinya kecelakaan!

Tetapi, masuknya nama ‘Segitiga Bermuda’ ke dalam legenda adalah sejak tahun 1945 setelah kejadian hilangnya 6 pesawat tempur tadi. Nama yang diberikan kepada daerah itu sebelumnya cukup bervariasi seperti: Segitiga Setan, Segitiga Kematian, Laut Naas, ataupun kuburan di Laut Atlantik.

Hingga saat ini, dikatakan bahwa Segitiga Bermuda telah menelan sekitar 140 kapal laut dan pesawat terbang serta lebih dari 1000 nyawa manusia hilang. Berikut ini merupakan sebagian dari peristiwa-peristiwa mengerikan lain yang pernah terjadi di daerah ini:

  • 1947 :
    Pesawat C-45 Superdort AU Amerika Serikat hilang di suatu tempat, sekitar 100 mil dari daerah Bermuda.
  • 1948 :
    Pesawat Tudor IV bermesin 4 hilang, beserta 31 penumpangnya.
    Pesawat DC-3 lenyap, beserta 32 orang penumpang dan awak pesawat.
  • 1949 :
    Pesawat raksasa Globemaster milik AU Amerika Serikat hilang tanpa jejak.
  • 1950 :
    Kapal laut pengangkut barang, bernama SS Sandra, yang panjangnya sekitar 350 kaki tenggelam tanpa bekas.
  • 1952 :
    Pesawat angkut York milik Inggris hilang beserta 33 orang penumpangnya.
  • 1954 :
    Pesawat Locksheed Constellation milik Amerika Serikat lenyap beserta 42 orang penumpangnya.
  • 1956 :
    Pesawat Martin P5M, hilang dengan membawa 5 orang awak pesawat.
  • 1962 :
    Sebuah kapal terbang pengangkut persediaan bahan bakar KB-50 milik AU Amerika Serikat hilang.
  • 1963 :
    Marine Sulphur Queen, sebuah kapal barang Amerika Serikat, hilang bersama seluruh awak kapalnya. Tak pernah diterima isyarat-isyarat permintaan bantuan dari kapal tersebut. Tanda-tanda bekas musibah ini juga tak pernah ditemukan.
    Dua buah strato tanker raksasa Amerika Serikat hilang saat mengadakan latihan seperti biasa.
    Pesawat C-132 Cargo-master hilang.
  • 1967 :
    Sebuah pesawat militer YC-122, yang saat itu beralih fungsi menjadi pesawat pengangkut barang, hilang.
  • 1970 :
    Kapal barang Perancis “Milton Iatrides” hilang tak berbekas.
  • 1973 :
    Kapal barang Jerman “Anita”, yang beratnya lebih dari 20.000 ton hilang bersama seluruh awak kapalnya yang terdiri dari 32 orang.

Peristiwa-peristiwa di atas hanya ‘sekedar’ beberapa dari peristiwa hilangnya pesawat dan kapal di daerah Segitiga Bermuda. Setelah itu masih banyak lagi peristiwa-peristiwa yang menelan korban nyawa manusia di daerah ini. Tetapi, beberapa tahun akhir-akhir ini, sikap skeptis yang sehat telah timbul di sekitar pernyataan-pernyataan yang agak aneh mengenai ‘tenaga gaib’ yang terdapat di daerah tersebut.

Hingga saat ini, tidak sedikit para ilmuwan yang mencoba menjelaskan adanya peristiwa-peristiwa ajaib di daerah Segitiga Bermuda. Musnahnya banyak pesawat dan kapal pada waktu yang berdekatan dikatakan sebagai akibat dari waktu yang berjalan tak normal di daerah itu, meluapnya air laut secara sangat dahsyat, gunung berapi di bawah tanah yang tiba-tiba meledak, daya tarik bumi yang terbalik dan ada juga yang mengatakan ini adalah tarikan dari lubang hitam. Selain itu juga pernah diajukan pendapat bahwa pesawat-pesawat UFO (Unidentified Flying Object) sedang mengumpulkan contoh-contoh manusia bumi atau orang-orang dari peradaban Atlantis yang telah hilang masih memanfaatkan kemampuannya dari suatu tempat di kedalaman laut

Dengan kata lain baik pendapat maupun bantahan itu tidak mampu membantu mengungkap rahasia tentang beratus-ratus bahkan beribu-ribu jiwa manusia yang telah hilang tak berbekas. Alam ini masih terlalu luas untuk dijelajahi oleh manusia.

http://www.medancity.com/forum/mdn1/showthread.php?t=4175

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home