Name:
Location: Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Tuesday, June 30, 2009

Virus pada Windows

Mengapa banyak virus dibuat di sistem operasi Microsoft Windows?

Demikian pertanyaan yang banyak dilontarkan oleh orang orang. Jawabanya adalah sebagai berikut. Suka atau tidak suka, kenyataannya adalah sistem operasi Microsoft Windows merupakan sistem yang paling banyak digunakan di dunia. Banyaknya pengguna ini merupakan salah satu penyebab ketertarikan untuk membuat virus. Bayangkan jika Anda membuat virus, tentunya lebih menarik untuk menyerang sistem yang banyak penggunanya. Apakah Anda tertarik untuk membuat virus untuk sistem operasi QNX misalnya? Tentunya kurang menarik. Siapa yang Anda kenal menggunakan sistem operasi tersebut?

Alasan orang membuat virus bisa bermacam-macam, salah satunya adalah ketenaran (popularitas). Semakin banyak sistem yang terinfeksi dengan virus buatan seseorang, semakain tenarlah dia. Ini merupakan insentif bagi pembuat virus. Sistem yang kurang terkenal, kurang menarik untuk “dibuatkan” virus oleh pembuat virus. Bahkan pembuat virusnya sendiri mungkin tidak kenal dengan sistem operasi tersebut. Mungkin mereka lebih familier dengan sistem operasi MS Windows. Bahkan tools untuk membuat virus, virus construction kit, juga sudah tersedia di sistem Windows.

Pengguna sistem operasi MS Windows umumnya adalah pengguna biasa, yaitu bukan orang yang suka utak atik komputer. Umumnya mereka hanya menggunakan komputer untuk keperluan sehari-hari, seperti mengetik surat, tugas, laporan, dan sejenisnya. Mereka kurang kenal aspek pengamanan komputer. Akibatnya mereka sangat rentan terhadap serangan virus. Begitu mereka menghubungkan komputer mereka dengan internet, misalnya dengan layanan internet kabel di rumahnya, maka virus bisa langsung mengintai dan menyusup masuk.

Sistem operasi MS Windows dahulunya dibuat dengan memprioritaskan kepada kemudahan sehingga apabila ada konflik antara kemudahan dan keamanan, kemudahan yang mendapat prioritas.Sebagai contoh, dahulu sistem operasi MS Windows tidak mengenal adanya perbedaan account. Pengguna hanya ada satu jenis dan dia bisa melakukan apa saja (memasang program, menghapus berkas, menjalankan program, dan seterusnya). Baru pada sistem yang terbaru ada pemilahan antara “Administrator” dan pengguna biasa. Itupun masih banyak orang yang menggunakan account “Administrator” untuk keperluan sehari-hari karena menjengkelkan jika harus berganti Administrator untuk memasang program, menjalankan sesuatu, dan seterusnya. Singkatnya, lebih banyak lubang keamanan bawaan (default) pada sistem operasi Windows (dahulu).

Lantas, apakah tidak ada virus yang dibuat untuk sistem operasi yang lain? misal linux? jawabannya ada. virus untuk linux dibuat pertama kali pada tahun 1996 bernama Staog, yg hanya beredar secara singkat, ada sumber lain yg menyebutkan, bahwa virus pertama yg dibuat untuk linux adalah Bliss juga pada tahun yang sama. Seiring dengan perkembangan dunia Open Source umumnya dan Linux pada khususnya, saat ini terhitung puluhan bahkan ratusan virus yg tercatat menyerang Linux, terutama menyerang Apache, aplikasi webserver under Linux yg dipakai oleh hampir 70% administrator server di seluruh dunia Yang menjadi masalah adalah bahwa perusahaan anti virus dan media massa cenderung membesar-besarkan masalah virus di Linux ini. Virus di Linux memang sudah ada sejak dahulu kala, tetapi tidak pernah menciptakan masalah yang besar. Dan ketika ada virus baru yang bekerja di Linux, para vendor perangkat anti virus selalu berlomba-lomba untuk membesar-besarkan isu ini, terlepas dari apakah virus ini berbahaya atau tidak. Tidak seperti pada sistem operasi Windows, virus di Linux sulit berkembang.

Berikut adalah hal-hal yang mencegah Linux berfungsi sebagai medium penyebaran virus: Linux adalah sistem operasi yang didesain sejak awal untuk lingkungan multiuser. Jika dikelola dengan benar, virus bisa saja menginfeksi berkas-berkas yang dimiliki oleh seorang pengguna, tetapi akan sulit untuk menjalar ke berkas-berkas yang dimiliki oleh pengguna lain. Seorang pengguna tidak dapat memodifikasi berkas-berkas sistem. Ia dan program yang ia jalankan (termasuk virus) hanya dapat memodifikasi berkas-berkas yang ia miliki. Seorang pengguna dapat saja menginstal sebuah aplikasi pada home directory miliknya, tetapi jarang aplikasi tersebut digunakan oleh pengguna lainnya. Satu hal yang dapat menyebabkan virus tersebar adalah celah keamanan pada sistem. Sebagian besar virus Linux menyebarkan dirinya dengan memanfaatkan celah-celah keamanan tersebut. Solusinya bukan dengan menginstal aplikasi anti virus, tetapi dengan menutup celah-celah keamanan tersebut.

Pada Linux, sulit untuk mengeksekusi program secara tidak sengaja. Virus-virus masa kini seringkali menyamarkan dirinya sebagai aplikasi, folder atau dokumen. Tetapi pada Linux, hal tersebut sulit dilakukan. Sebagian besar pengguna Linux tidak perlu lagi mengunduh (download) aplikasi secara manual. Kebanyakan distribusi sudah siap pakai untuk keperluan umum. Jika perlu menginstal aplikasi baru, hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan repository milik distro yang dipakai dan instalasi baru dilakukan setelah proses verifikasi yang berlangsung secara otomatis. Seperti kata-kata Scott Granneman: “To mess up a Linux box, you need to work at it; to mess up your Windows box, you just need to work on it.” Jika ada sesuatu hal yang memungkinkan virus berkembang di Linux, maka hal tersebut adalah tanggung jawab vendor distribusi, dan bukan tanggung jawab vendor anti virus. Walaupun faktanya sudah jelas, sepertinya pendapatan para vendor anti virus sangat tergantung pada ketakutan publik terhadap bahaya virus sehingga merasa perlu untuk mengeluarkan penyataan-pernyataan yang ‘menakutkan’.

Sebagai contoh,Vnunet pernah memuat artikel Linux lined up as virus target yang berisi komentar dari seorang petinggi Trend Micro: The onslaught of the Windows Goner worm warns us to watch for Christmas Grinches, but next year the warning may extend to Linux users as the operating system (OS) becomes more of a target. “Of course we will see more and more attacks on Windows, but Linux will be a target because its use is becoming more widespread,” … “It is a stable OS, but it’s not a secure OS.” … “Of course it’s possible to write a virus for Linux,” … “But there is some prejudice amongst the virus writing community. If you write a virus for Windows, your peers clap their hands; write one for Linux and they’ll stone you.” dan petinggi McAfee: “In fact it’s probably easier to write a virus for Linux because it’s open source and the code is available. So we will be seeing more Linux viruses as the OS becomes more common and popular.” … “It’s not a target at the moment because the market isn’t there, but Li0n and Ramen have already proved that it’s on the menu,” he explained. Sebagai informasi, artikel tersebut ditulis lima tahun yang lalu, dan sampai saat ini pengguna Linux masih merasa aman-aman saja. Virus memang perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu ditakuti jika menggunakan Linux. Dengan santai namun tetap waspada, virus tidak akan menjadi masalah yang besar.

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home